Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.”

Lukas 1:54-55

Inkarnasi adalah puncak dari penggenapan nubuat-nubuat yang ada, dan puncak dari kesetiaan Allah akan janji-janji-Nya. Penggenapan dan kesetiaan Allah ini akhirnya menjadi hal yang paling menghibur kita, terutama ketika kita menyadari keadaan dunia kita sekarang.

Janji Tuhan yang terbesar adalah mengenai penebusan yang telah dinyatakan secara eksplisit kepada Abraham. Tentu kamu bisa menemukan janji ini sebelum Abraham, tetapi definisi dan pernyataan ekplisit yang diberikan mengenai janji Tuhan ini dinyatakan paling jelas kepada Abraham, yaitu ketika dia diberitahu bahwa dari keturunannya, seluruh dunia akan diberkati (Kej. 12:3). Inilah yang dimaksudan oleh Maria ketika dia mengatakan: “Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, “ (Luk. 1:54).

Maria langsung menyadari hal penting akan terjadi—tentang pentingnya Anak yang akan lahir dari rahimnya. Dia mengingat apa yang dikatakan oleh malaikat Gabriel mengenai Anaknya itu; saat itu dia memang tidak mengerti, namun sekarang dia paham, dan mulai menyadari makna dari “Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.” (Luk. 1:32). Maria mulai menyadari apa yang dimaksudkan oleh Elisabet ketika dia mengatakan,: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? (Luk. 1:42-43).

Maria sekarang melihat bahwa Allah akan menggenapi seluruh janji-janji-Nya—Ia “berbelas kasihan kepada Abraham dan keturunannya selamanya.” Namun bagaimana semua hal ini terjadi? Semua ini terjadi, kata Maria, dengan cara ini: “Ia menolong Israel.” Kata menolong di sini sama artinya dengan memberikan pertolongan di saat-saat yang susah, memberikan bantuan, atau mungkin bahkan, mengangkat seseorang. Orang-orang Israel yang telah putus harapannya, perlu diangkat kembali, mereka perlu diselamatkan. Mereka telah dikalahkan oleh musuh, namun Seseorang akan datang dan menyelamatkan mereka. Orang ini akan memegang dan membantu mereka untuk bisa berdiri kembali. Maka Maria berespons dengan mengatakan, “Ketika aku melahirkan Sang Anak, aku melahirkan Sang Penebus, yaitu yang telah dinubuatkan dan yang telah dijanjikan. Dia akan segera datang. Semua yang telah dijanjikan kepada Abraham, kegenapan dari belas kasih ini, telah datang dan hadir secara nyata.”

Maksud Maria tentunya adalah tentang keselamatan itu sendiri, dan inilah saat ketika pernyataannya menjadi sangat penting. Tuhan telah memberikan janji kepada Abraham tentang keselamatan, penebusan dosa, dan pendamaian antara manusia dan Tuhan sendiri. Kita sering lupa tentang apa yang Tuhan telah katakan kepada Abraham, bahwa keselamatan ini akan datang melalui keturunannya yang belum lahir di dalam dunia. Pada saat itu, Abaraham tidak mengerti secara penuh janji Allah, tetapi dia percaya dan menaruh imannya kepada janji Allah ini. “Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” (Kej. 15:6)

Paulus mengutip bagian ini dan menggunakannya sebagai argumen di Roma 4, juga di Galatia 3. Bahkan Tuhan sendiri pernah berkata kepada bangsa Yahudi, “Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.” (Yoh. 8:56). Hal ini merujuk kepada keselamatan. Yang dimaksud dari kalimat ini adalah Abraham memang telah melihat sekilas, meski tidak terlalu jelas, tetapi dia telah melihat janji ini bahwa pekerjaan keselamatan Allah yang besar, penebusan dosa, dan pendamaian  antara manusia dan Tuhan akan hadir di dalam Seseorang yang berasal dari keturunan Abraham.

Di sini, Maria menyatakan suatu hal yang sangat mendasar. Dia sedang mengatakan bahwa apa yang telah dijanjikan oleh Allah, sedang terjadi saat ini. Dengan kata lain, perkataan Maria sedang meringkas seluruh Perjanjian Lama. Hal yang paling penting untuk disadari di Perjanjian Lama adalah mereka menantikan kejadian ini.

Orang Israel sangat diberkati. Mereka adalah umat Tuhan. Mereka tidak sama dengan seluruh bangsa yang lain di dunia, dan Tuhan melimpahkan seluruh berkat-Nya kepada mereka. Akan tetapi, jangan pernah berpikir bahwa orang Israel memiliki segalanya. Puncak dari apa yang mereka miliki adalah janji Tuhan, dan itu sudah cukup. Puji Tuhan bahwa janji-Nya itu cukup. Namun mereka tidak mendapatkan apa pun lebih dari itu. Kekurangan mereka ini sering ditemukan di dalam Perjanjian Baru. Pernyataan yang hebat ini didapati di Galatia 3, dan tertulis lagi di dalam akhir Ibrani 11 secara mencolok. “ Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan” (Ibr. 11:39-40). Mereka tidak memperoleh janji Allah. Yang telah mereka peroleh hanyalah janji bahwa janji Allah yang agung itu pasti akan digenapi.

Inilah kunci untuk mengerti Perjanjian Lama. Lihatlah umat Allah ketika mereka masuk ke dalam tabernakel dan kepada bait suci untuk mempersembahkan korban. Binatang dibunuh, darah ditumpakan dan dipersembahkan di atas mezbah, dan lain-lainnya. Apa makna semuanya ini? Apa yang sedang terjadi? Jawabannya adalah, yang sedang terjadi waktu itu adalah persembahan korban untuk menutupi dosa-dosa mereka sementara waktu. Argumen ini berkembang di pasal kesepuluh dari Ibrani. “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa.” (Ibr. 10:4). Darah binatang hanya menutupi dosa-dosa. Korban-korban itu sebenarnya sedang merujuk kepada datangnya Sang Penebus. Korban-korban itu tidak benar-benar menghapus dosa.

Namun korban-korban itu mengindikasikan bahwa Allah memiliki cara lain untuk menghadapi dosa. Cara itu, kata Maria, sekarang sedang terjadi. Inilah janji akan belas kasihan Allah. Allah telah berjanji kepada Abraham dan keturunannya bahwa akan ada belas kasihan dan kasih tercurah. Dosa-dosa mereka akan diampuni dan dihapuskan; mereka akan diangkat menjadi anak-anak Tuhan dan pewaris dari kemuliaan-Nya. Tetapi semua yang telah mereka ketahui mengenai korban dan persembahan yang dahulu, bukan penggenapan dari janji Allah ini. Persembahan akan korban hanyalah suatu cara lain Tuhan mengindikasikan janji-Nya, dan menunjukan cara bagaimana Tuhan akan menggenapi janji-Nya kelak.

Tetapi sekarang, kata Maria, Sang Penebus itu sendiri hadir. Tuhan menggenapi seluruh janji-Nya kepada Abraham dan keturunannya selamanya. Ini berarti hanya akan ada satu jalan keselamatan; dan seluruh keselamatan dan aspek yang ada di dalamnya akan datang hanya di dalam satu jalan iniYesus Kristus, Anak Allah, yang telah disalibkan dan dipersembahkan untuk dosa. “ Engkau telah menyediakan tubuh bagiku” (Ibr. 10:5). Untuk apa? Untuk menjadikan Yesus sebagai Anak Domba Allah yang akan terbunuh, dan dipersembahkan. Satu persembahan selamanya. “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yoh. 1:29)

Itulah yang dimaksud oleh Maria. Inilah penggenapan dari seluruh belas kasihan Allah. Tidak ada pengampunan d iluar Kristus dan salib-Nya. Tidak ada pengenalan akan Tuhan yang sejati di luar Kristus. Tidak ada berkat di luar dari Dia. Seperti yang dikatakan Paulus di 2 Korintus 1:20: “Sebab Kristus adalah “ya” bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Allah.” “Ia menolong Israel, hamba-Nya”. Israel adalah keturunan Abraham. Betul, namun di bawah hukum dan dikutuk oleh hukum. Mereka tidak bebas; diikat dan ditahan oleh hukum. Mereka hidup dari janji Allah, untuk itu kita berkata puji Tuhan, tetapi tidak lebih dari itu.

Tetapi inilah penggenapan yang besar itu, dan kamu akan mendapati bahwa seluruh nabi, pemazmur, dan penubuat di Perjanjian Lama telah melihat penggenapan ini. Mereka menantikan hal ini. Mereka mengetahui bahwa peristiwa inilah yang akan menggenapi seluruh janji Allah akan belas kasihan-Nya kepada setiap manusia. Semua ini ada di dalam Penebus dan Allah kita, Yesus Kristus, dan di dalam segala hal yang telah dilakukan-Nya di dunia ini, dan yang terus dilakukan-Nya di dalam kemuliaan-Nya.

Yang dilakukan Allah ketika mengirim Anak-Nya ke dalam dunia adalah sebuah kepastian yang absolut bahwa Dia akan menggenapi seluruh janji yang telah dinyatakan-Nya. Coba pandang peristiwa ini dalam perspektif yang personal: “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rom. 8.28). “Tetapi bagaimanakah saya dapat tahu bahwa ini benar bagi saya?” seseorang bertanya. Jawabannya ada di dalam inkarnasi. Tuhan telah membuktikan bahwa seluruh janji-Nya adalah pasti, dan Dia setia terhadap apa yang Dia telah katakan. Maka janji Allah ini pun juga pasti untuk kamu. Apa pun kondisi atau situasimu, apa pun yang akan terjadi padamu, Allah berkata, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibr. 13:5). Allah tidak akan meninggalkan kita. Dia telah mengatakannya, dan kita memiliki bukti yang pasti bahwa Allah menggenapi janji-janji-Nya. Dia tidak menjawab secara langsung, seperti apa yang kita harapkan. Tidak! Tetapi Dia pasti melakukannya! Dan Dia tidak pernah gagal melakukannya.

 

Oleh: Martyn Lloyd Jones