“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah….. Firman itu telah menjadi manusia.” (Yohanes 1:1-2, 14a) 

 

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah” (Yohanes 1:1). Sungguh sebuah khotbah yang agung! Jika Firman itu diciptakan, maka Alkitab tentu akan mengatakan, ”Pada mulanya Allah menciptakan Firman;” seperti yang Alkitab juga katakan di dalam Kejadian, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1). Namun, pada mulanya Allah tidak menciptakan Firman, karena Firman sudah ada sejak awal. Di manakah Firman itu pada mulanya? Di bagian selanjutnya dikatakan, “Firman itu bersama-sama dengan Allah.” 

Namun, karena firman (perkataan) manusia yang biasa kita dengar sehari-hari, kita cenderung meremehkan istilah “Firman”. Di dalam konteks ini, kita tidak dapat meremehkan istilah “Firman”; karena “Firman itu adalah Allah”. Begitu juga, “Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.” 

Arahkan hati Anda pada perkataan saya, dan maklumilah keterbatasan perkataan saya yang miskin ini. Untuk hal-hal saya dapat diekspresikan, coba dengarkan baik-baik; dan untuk hal yang tidak dapat saya ekspresikan, coba renungkanlah. Siapa yang dapat memahami Firman yang berdiam ini? Mungkinkah yang terus berubah dan bergerak memahami Firman yang berdiam ini? Siapa yang dapat memahami Firman yang berdiam, selain dia yang tinggal diam dan merenung di dalam-Nya? Mampukah Anda memahami Firman yang berdiam ini?

Janganlah mengikuti arus kedagingan. Karena kedagingan ini hanyalah sebuah arus; tidak ada yang kekal di dalamnya. Seperti seorang manusia yang dilahirkan dari misteri alam, mereka hidup dan mati; kita tidak tahu dari mana mereka datang dan ke mana mereka pergi. Juga bagaikan mata air yang tersembunyi, kita tidak tahu sumbernya; yang kita ketahui hanyalah ada sungai yang mengalir dari mata air itu; dan akhirnya aliran itu kembali tersembunyi di lautan. Demikianlah arus kedagingan, yang timbul dan tenggelam, muncul dan hilang; marilah kita kesampingkan arus kedagingan yang berubah ini. Karena “semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya” (1 Petrus 1:24-25).

Namun, demi menyelamatkan kita, “Firman itu telah menjadi daging, dan diam di antara kita” (Yohanes 1:14). Apa itu, “Firman menjadi daging”? Hal ini sama saja mengatakan emas menjadi rumput. Emas menjadi rumput untuk dibakar. Rumput akan terbakar habis, namun emas akan tetap bertahan; ia tidak dapat musnah di dalam rumput, melainkan ia mengubah rumput tersebut. Bagaimana ia mengubahkannya? Ia membangkitkan, menghidupkan, dan mengangkatnya ke sorga, serta meletakkannya di sebelah kanan Allah Bapa. 

“Tetapi bagaimana mungkin, Firman Allah, yang memerintah dunia, yang oleh-Nya segala sesuatu ada dan diciptakan, mengikat diri-Nya ke dalam rahim seorang dara; meninggalkan para malaikat, dan tinggal di dalam rahim seorang perempuan?” Keterampilan Anda tidak dapat memahami hal-hal ilahi ini. Namun, Firman Allah dapat melakukan semuanya itu, karena Firman Allah itu Mahakuasa, Ia yang berada bersama-sama dengan Allah Bapa dan datang menghampiri kita; Ia yang bertubuh datang kepada kita dan menyelubungi kita di dalam-Nya. Ia tidak kekurangan apa pun jika ia tidak memiliki tubuh. Karena Ia ada sebelum tubuh-Nya ada; Ia yang menciptakan ibu-Nya. Ia memilih ibunya, yang melaluinya Ia dikandung. Betapa agungnya Dia, karena Ia adalah Allah yang saya katakan kepada Anda, bahwa “Firman itu adalah Allah.”

Andaikan firman saya ada bersama-sama dengan saya dan keluar menghasilkan suara; ini mirip dengan Firman Allah yang ada bersama dengan Bapa, dan keluar menjadi tubuh. Namun, dapatkah saya berbuat hal yang sama dengan suara saya seperti apa yang Dia perbuat dengan tubuh-Nya? Tentu tidak, saya bukan tuan atas suara saya karena semua itu akan berlalu; Namun, Ia bukan hanya tuan atas tubuh-Nya, sehingga harus dilahirkan, hidup dan berkarya; Ia berkuasa dan mampu membangkitkan tubuh-Nya ketika Ia mati, dan mengangkat tubuh-Nya ke tahta Allah Bapa, dan dengan tubuh ini pula Ia akan datang kepada kita. Anda dapat mengatakan bahwa tubuh Kristus adalah jubah, Anda dapat mengatakan tubuh ini sebagai alat, dan sebagai teladan yang dipakai untuk mengajar kita. Terakhir, seperti yang Ia katakan dengan lebih ekspresif, Anda dapat menyebut tubuh ini sebagai bait. Bait ini tidak lagi mengenal kematian. Ia duduk di sebelah kanan Bapa. Dan di dalam bait ini Ia akan datang dan menghakimi yang hidup dan mati. Apa yang Ia ajarkan telah Ia nyatakan dalam perbuatan. Apa yang Ia miliki di dalam tubuh-Nya, itulah yang seharusnya Anda harapkan di dalam tubuh Anda. Inilah iman; Percayalah terhadap apa yang Anda belum saksikan. Anda harus beriman agar Anda dapat tinggal berdiam di dalam apa yang tidak Anda saksikan; karena jikalau Anda tidak beriman sekarang, Anda akan malu sendiri ketika melihat semua ini.

 

Oleh: Agustinus