Refleksi Khotbah FIRES (Kamis, 28 Maret 2019)
Pengkhotbah: dr. Diana Samara
Ketika kita membaca Alkitab, kita menemukan banyak tokoh-tokoh besar yang memberikan seluruh hidup mereka bagi Kristus, bahkan nyawa pun jadi taruhan. Para nabi dalam Perjanjian Lama, 12 murid Tuhan Yesus, Stefanus, dan Paulus adalah contoh nyata dari kehidupan yang sepenuhnya dipersembahkan kepada Tuhan.
Jika dibandingkan dengan kehidupan kekristenan kita hari ini, betapa jauhnya perbedaan yang ada antara mereka dan kita. Jangankan mempertaruhkan nyawa – memberikan waktu, tenaga, dan sedikit harta pun kita sebenarnya tidak rela.
Perbedaan ini seharusnya menyadarkan kita untuk bertobat dari kemiskinan rohani kita. Alih-alih bertobat, manusia berdosa malah berusaha menutupi perbedaan ini dengan alasan merasa diri tidak layak. “Mereka kan memang orang-orang hebat, orang-orang pintar dan berani. Siapalah saya yang hanya butiran debu ini? Mana mungkin Tuhan mau memakai saya?” Sekilas kalimat ini terlihat seperti bentuk kerendahan hati, namun sesungguhnya kalimat ini sedang menyalahkan Tuhan yang tidak memperlengkapi kita untuk melayani Dia.
Padahal kalimat-kalimat seperti itu mungkin hampir tidak pernah kita ucapkan di kampus/kantor. Ketika melihat teman meraih prestasi/naik jabatan, kita justru akan termotivasi dan mengatakan, “Saya juga mau seperti itu!” Kita kemudian belajar lebih rajin, bekerja lebih giat, dan berjuang untuk meningkatkan potensi diri kita. Kita ingin seperti mereka. Bahkan, kita berdoa kepada Tuhan untuk memampukan kita bisa meraih apa yang teman-teman kita raih!
Jadi, masalah utama dalam kehidupan kekristenan kita sebenarnya bukan karena Tuhan tidak memberikan kita kerohanian yang cukup seperti yang kita tuduhkan, melainkan karena kita sesungguhnya tidak menginginkannya. Bukan Tuhan yang tidak mau memakai kita untuk melayani-Nya, tetapi kita yang tidak rela untuk memberikan hidup kita bagi Tuhan. Kita hanya mau hidup bagi diri kita sendiri dan membangun kerajaan kita sendiri di dunia ini.
Mari kita bertobat selagi masih ada kesempatan, agar kita ingin memiliki kerohanian seperti para nabi, rasul, dan pengikut Kristus yang setia sepanjang sejarah. Mari kita menginginkan untuk menyerahkan seluruh hidup kita untuk melayani Tuhan dan untuk menginginkan apa yang Tuhan inginkan, yaitu kemuliaan-Nya dinyatakan di dunia ini. Hal inilah yang seharusnya kita inginkan dan perjuangkan lebih dari apa pun. Jika kita belum mengingini hal ini, berdoalah kepada Tuhan dan minta keinginan ini dari-Nya.
Refleksi oleh: Surya Oemar