Refleksi Khotbah FIRES
Minggu, 4 Februari 2024
Pengkhotbah : dr. Diana Samara
Ayat Alkitab : Roma 8:12-13
Berutang merupakan hal yang sering kita temukan sehari-hari. Mulai dari tingkat personal, bisnis, bahkan negara tidak bisa lepas dari utang. Utang harus dibayar mengikuti segala ketentuan yang berlaku. Misalnya, jika berutang kepada bank, harus dikembalikan beserta dengan bunga yang ditentukan oleh bank tersebut pada tanggal jatuh tempo yang ditetapkan oleh bank itu pula. Sebelum kita merasa bahwa kita tidak punya utang dan tidak harus tunduk kepada ketentuan apa pun, ketahuilah Alkitab berkata dalam Roma 8:12a bahwa kita adalah orang-orang yang berutang! Pertanyaannya, kepada siapa kita berutang?
Roma 8:12b menyatakan bahwa kita bukan berutang kepada daging atau tubuh yang berdosa. Artinya, kita tidak perlu tunduk/mengikuti ketentuan yang ditawarkan oleh tubuh yang berdosa ini. Kedagingan/tubuh ini hanya mau mementingkan diri sendiri dan kegemarannya adalah berbuat dosa. Jika kita masih hidup menurut ketentuan yang demikian, itu berarti kita sudah menjadi orang bodoh yang menolak kebenaran yang dinyatakan dalam Roma 8:12b.
Kita berutang kepada Tuhan Yesus yang sudah menebus/membayar lunas dosa-dosa kita melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Penebusan ini telah membebaskan kita dari kedagingan/keberdosaan yang tadinya menguasai kita. Sekarang kita bisa dan perlu untuk tunduk kepada ketentuan yang sudah Allah berikan bagi umat tebusan-Nya, yaitu kita harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Dia. Ini berarti kita tidak pasif dalam mengikut Tuhan, melainkan kita justru dimampukan untuk hidup secara aktif dalam mencari tahu kehendak-Nya, menaati perintah-Nya, dan mengejar kemuliaan-Nya. Tentu saja keaktifan kita ini bukan suatu usaha/upaya dalam membayar kembali utang kepada Tuhan Yesus. Namun, keaktifan ini adalah bukti kita menjadi orang yang tahu diri dan penuh syukur atas kerelaan Tuhan melunasi utang kita.
Mari kita menjaga hidup kita, supaya tidak kembali tunduk kepada ketentuan kedagingan/keberdosaan seolah-olah utang dosa kita belum dilunaskan. Mari kita dengan berani menjalani hidup ini untuk sepenuhnya tunduk kepada Tuhan dan semua ketentuan-Nya, sehingga hidup kita boleh menyaksikan Dia yang melunasi utang kita.
Refleksi oleh: Hans