Refleksi Khotbah FIRES
Minggu, 3 Maret 2024
Pengkhotbah: Pdt. Edward Oei
Alkitab mengajarkan kita untuk mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi kita (Matius 22:37). Ini artinya rasio dan pikiran kita harus sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Namun, rasio manusia sudah tercemar oleh dosa dan pada dasarnya pikiran manusia yang berdosa pasti melawan Tuhan. Walaupun kita sudah sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus dan menjadi orang Kristen, rasio dan pikiran kita tidak langsung sepenuhnya sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Maka, Alkitab mendorong kita supaya akal budi terus diperbarui (Roma 12:2) agar pikiran kita makin benar dan dapat mengasihi Tuhan dengan benar. Cara memiliki pikiran yang benar adalah dengan menundukkannya di bawah kontrol firman Tuhan.
Namun, sejujurnya kita tidak suka dikontrol. Kita sudah terpengaruh semangat postmodernisme yang menekankan kebebasan dan independensi diri, sehingga istilah “dikontrol” membuat kita merasa ini adalah sebuah penindasan akan kebebasan dan membuat kita menderita. Ini merupakan pikiran yang salah yang harus kita koreksi. Kontrol dari firman Tuhan justru merupakan koridor untuk kita dapat berpikir dengan benar dan menjalankan kebenaran itu. Misalnya, ketika firman Tuhan berbicara tentang memberikan persembahan, tentu saja ini bukan penindasan atau perampasan uang kita tetapi tentang kesempatan untuk menunjukkan kasih kita kepada Tuhan dan berbagian dalam mendukung pekerjaan-Nya di dunia ini melalui berkat materi yang juga berasal dari Dia.
Kesulitan untuk mempunyai pikiran Kristen bukan semata-mata karena kita kurang pintar, melainkan karena hati kita kurang rela untuk dikontrol oleh firman Tuhan. Hanya Tuhan yang sanggup mengubah hati kita yang sombong. Oleh sebab itu, kita harus banyak berdoa dan meminta kepada Tuhan agar Dia memberikan kita hati yang mau tunduk dan taat di bawah kontrol firman Tuhan. Inilah langkah awal agar kita bisa mempunyai pikiran Kristen. Bersediakah kita mengambil langkah pertama ini hari ini?
Refleksi oleh: Stanislaus Ivanovich K.