Minggu, 24 Maret 2024
Pengkhotbah : dr. Diana Samara
Ayat Alkitab : Roma 8:15
Roma 8:15 menyatakan bahwa kita sudah menerima Roh yang menjadikan kita anak Allah, bukan roh perbudakan yang menjadikan kita takut. Ini artinya, kita sebagai orang Kristen sudah diberikan keberanian untuk menjalani hidup ini. Namun, sering kali keberanian kita hanya untuk kepentingan diri kita sendiri.
Misalnya, kita berani pergi merantau jauh dari keluarga demi kuliah, kita berani berjerih lelah tidak tidur untuk belajar demi mendapatkan nilai ujian yang baik, dan kita berani mengambil keputusan yang berisiko di pekerjaan kita demi mengharapkan mendapat keuntungan besar nantinya. Kita berani, tetapi hanya untuk kepentingan diri kita sendiri.
Sebaliknya, waktu bicara tentang pelayanan, penginjilan, gereja, dan pekerjaan Tuhan, kita malah takut. Kita takut terlibat pelayanan, nanti jadi tidak ada waktu untuk diri dan keluarga. Kita takut beritakan Injil, nanti ditolak atau bahkan dianiaya. Kita takut berkomunitas di gereja, nanti makan hati ketemu orang-orang yang toxic dan munafik. Kita takut berbagian dalam pekerjaan Tuhan, nanti merugikan bagi diri secara tenaga, waktu, dan bahkan uang.
Kita berani, tetapi berani yang salah. Sebagai seorang Kristen, seharusnya kita arahkan keberanian kita bagi Allah. Kita sudah ditebus dan diangkat menjadi anak-anak Allah, inilah yang menjadi sumber keberanian kita untuk melayani Allah dan sesama, berani memberitakan Injil walau mungkin nyawa jadi taruhan, berani memberikan diri untuk dibentuk dan diasah dalam komunitas gereja, dan berani berbagian dalam pekerjaan Tuhan walau mungkin banyak yang harus dikorbankan dari diri ini.
Mari kita terus berjuang menghidupi firman Tuhan seperti yang diajarkan Alkitab, menghidupi status yang sudah Tuhan berikan kepada kita, yaitu kita adalah anak Allah yang bukan menerima roh perbudakan yang menjadikan kita takut. Kita seharusnya berani untuk mementingkan Allah di atas segalanya dan justru takut untuk mementingkan diri sendiri. Allah sudah memberikan modal kepada kita untuk berani hidup bagi Allah. Mari kita pakai modal ini dengan benar, dengan cara yang benar, untuk tujuan yang benar, yaitu bagi Allah dan kemuliaan-Nya. Kiranya Allah menolong kita.
Refleksi oleh: Putra