Kisah Sebuah Keluarga

Refleksi Khotbah FIRES

Kamis, 25 April 2019

Pengkhotbah: Pdt. Edward Oei

Hidup menjadi seorang Kristen dimulai ketika seseorang, yang sebelumnya berdosa, dilahirbarukan oleh Roh Kudus dan menjadi bagian dari sebuah keluarga baru – keluarga kerajaaan Allah. Setiap anggota keluarga ini harus mendedikasikan seluruh hidupnya hanya untuk menghadirkan kerajaan Allah di bumi demi kemuliaan Allah.

Di dalam satu keluarga, kita diajak untuk tidak mementingkan diri sendiri atau merasa lebih istimewa daripada orang lain. Kehadiran kita di tengah-tengah satu keluarga bukanlah untuk menonjolkan diri atau mencari keuntungan pribadi semata. Seperti yang dikatakan firman Tuhan, kita justru seharusnya mengutamakan kepentingan orang lain, belajar untuk melihat hidup ini secara komunal dan bukan individualis.

Setiap anggota keluarga pasti memiliki peran masing-masing, posisi yang berbeda, dan tugas yang bervariasi. Namun, keberagaman ini ada justru untuk mencapai satu tujuan yang sama, yaitu kerajaan Allah hadir di bumi ini. Kita harus sadar bahwa peran, posisi, dan tugas kita tidak bisa dilepaskan dari peran, posisi, dan tugas anggota keluarga lainnya. Seseorang dapat berperan, memiliki posisi dan tugas sebagai ayah karena ada anak, dan begitu juga sebaliknya, anak baru bisa menjalankan peran, posisi, dan tugasnya sebagai anak ketika ada ayahnya. Hal ini berarti bahwa setiap anggota keluarga seharusnya bergandengan tangan dan bekerja sama dalam menjalani peran, posisi dan tugasnya demi mewujudkan hadirnya kerajaan Allah.

Oleh karena itu, kita perlu meminta pertolongan dari Tuhan untuk terus menyadarkan kita tentang peran, posisi, dan tugas kita di tengah-tengah keluarga kerajaan Allah. Kita perlu pertolongan dari Tuhan untuk melepaskan kita dari pandangan yang sempit dan egosentris, dan mulai memiliki pandangan yang luas dan komunal. Hanya dengan cara inilah, kita dapat tumbuh bersama sebagai keluarga kerajaan Allah dan membawa kemuliaan bagi Allah.

Refleksi oleh: Rista Benu