“Maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan.” Yesaya 40:5
“Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka…” Lukas 2:9
“Ia adalah cahaya kemuliaan Allah.” Ibrani 1:3
Seluruh konsep mengenai kemuliaan Tuhan hadir menyelimuti suasana di waktu Natal. Di waktu kelahiran Kristus, Alkitab mengatakan bahwa malaikat memuji dan berkata, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi.” Lukas 2:9 berkata, “kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.” Kemuliaan Tuhan menjadi fokus dari para malaikat saat Kristus lahir. Kemuliaan Tuhan bagaikan aura yang menerobos dan meliputi seluruh peristiwa tersebut. Maka, kemuliaan Tuhan bukanlah sesuatu yang disematkan pada kisah Natal, melainkan adalah kisah Natal itu sendiri.
Perkataan pada Yesaya 40:5, “kemuliaan TUHAN akan dinyatakan,” adalah kisah Natal itu sendiri. Ini adalah pesan Natal. Kelahiran Kristus adalah pernyataan kemuliaan Tuhan, seperti janji yang telah disampaikan oleh Yesaya.
“Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan.” Apakah maksudnya? Kebenaran apakah yang diikatkan pada pesan dari Roh Allah di sini?
Mari memulainya dengan mengetahui bahwa “kemuliaan Tuhan” adalah ekspresi dari pribadi Allah. Kemuliaan Tuhan adalah perwujudan dari karakter atau atribut-atribut Allah. Dengan kata lain, kemuliaan bagi Allah sama seperti terang bagi matahari. Kemuliaan bagi Allah sama seperti basah bagi air. Kemuliaan-Nya seperti panas dari sebuah api. Dengan kata lain, kemuliaan-Nya adalah pancaran, kilauan, terang, produk dari kehadiran-Nya; kemuliaan-Nya adalah pernyataan akan diri-Nya sendiri. Setiap kali Allah menyingkapkan diri-Nya, saat itu juga Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
Langit menceritakan kemuliaan Allah. Binatang di padang memuliakan Dia. Setiap ciptaan-Nya menyatakan kemuliaan-Nya. Segala sesuatu yang Ia lakukan berbicara tentang esensi diri-Nya, maka seluruh ciptaan dan segala yang berada adalah pernyataan akan kemuliaan Allah. Itu semua adalah penyingkapan akan pribadi Allah. Anda melihat kemuliaan-Nya pada bunga yang paling mungil. Anda melihat kemuliaan-Nya pada kupu-kupu. Anda melihat kemuliaan-Nya pada sebuah pohon. Anda melihat kemuliaan-Nya di angkasa. Kemuliaan-Nya nampak di dalam segala sesuatu.
Allah tidak hanya menyatakan kemuliaan-Nya dalam ciptaan, Allah juga menyatakan kemuliaan-Nya dengan suatu cara yang sangat khusus melalui shekinah yang tak terbayangkan itu. Ini adalah sebuah wujud fisik dari kemuliaan ilahi yang tampak pada bangsa Israel pada zaman Musa sebagai tiang api di malam hari dan tiang awan di siang hari. Ekspresi kehadiran ilahi yang terlihat ini tetap hadir di tengah-tengah mereka sebagai yang senantiasa mengingatkan mereka akan pembebasan Allah dan pemeliharaan Allah kepada mereka, bahkan saat mereka mengembara selama 40 tahun di bawah kernyitan dahi Allah akibat ketidaktaatan mereka sekalipun.
Segala wujud rupa akan kemuliaan Allah memiliki nuansa misteri tertentu. Tidak peduli berapa kali Anda membahasnya dan memikirkannya, kemuliaan Allah adalah sebuah misteri yang menakjubkan—tiang awan, tiang api, terang yang menyala-nyala.
Jika pengertian akan kemuliaan Allah yang kita miliki hanya pada ciptaan dan shekinah, maka kita akan diselimuti dengan kebingungan. Namun, Allah juga ingin kita mengenal diri-Nya, merasakan keberadaan diri-Nya, dan memahami pernyataan akan diri-Nya. Bagaimana kita bisa mengenal diri-Nya jika yang kita temukan adalah semua wujud kemuliaan yang tidak berpribadi?
Oleh karena itu, Yesaya menubuatkan hal ini: kemuliaan Tuhan akan dinyatakan. Akan datang sebuah penyingkapan yang lebih besar, sebuah pernyataan yang lebih penuh/lengkap. Mari kita lihat bagaimana Perjanjian Baru berbicara tentang penggenapannya di dalam Ibrani pasal 1. Ini adalah teks Alkitab lainnya yang berkenaan dengan kisah Natal yang sejati. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi” (Ibrani 1:1).
Perhatikan: “Allah….berbicara”. Ini adalah subjek dan kata kerja. Teks ini sedang berbicara tentang penyingkapan diri Allah sendiri. Ia menyatakan diri-Nya berulang kali dan dalam pelbagai cara.
Allah tidak pernah diam. Setelah Adam berdosa, ia dan Hawa diusir dari taman, dan bumi dikutuk. Namun, Allah tidak menyembunyikan diri-Nya dari keturunan Adam. Ia tidak membiarkan diri-Nya diselimuti awan gelap. Ia memancarkan cahaya kemuliaan—di dalam ciptaan dan melalui shekinah.
Namun, Allah juga berbicara melalui firman-Nya yang diberikan-Nya kepada nabi-nabi dan dicatat di dalam Alkitab. Allah dengan demikian menyingkapkan kemuliaan-Nya, yaitu dengan mengomunikasikan kebenaran dan memberi instruksi kepada umat-Nya. Ini adalah perwujudan/manifestasi tertinggi dan paling abadi dari kemuliaan ilahi yang diperoleh orang-orang kudus Perjanjian Lama.
Anda melihat bahwa Allah berbisik di dalam ciptaan-Nya. Ia telah menyatakan bayang-bayang kemuliaan-Nya dalam shekinah. Namun, Allah juga berbicara dengan sangat jelas di dalam firman-Nya. “Allah….berbicara” (Ibrani 1:1)—dan bukan dengan berbisik, melainkan dengan suara yang jelas.
Kendati demikian, masih terdapat ketidaklengkapan, sampai ketika “pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (Ibrani 1:2).
Sekarang, inilah seruan Allah. Anda tidak boleh keliru. Kristus adalah Allah, dan Anda melihat setiap atribut Allah terwujudkan/termanifestasikan di dalam Kristus: penghakiman-Nya, keadilan-Nya, kasih-Nya, bijaksana-Nya, kuasa-Nya, kemahatahuan-Nya. Ini semua nyata dalam pribadi-Nya ketika kita melihat bagaimana Ia hidup dan bekerja di dalam dunia ini. Dengan demikian, di dalam Yesus Kristus, kita dapat melihat kepenuhan Allah yang tidak pernah kita lihat sebelumnya.
Penulis Surat Ibrani melanjutkan pada ayat 3, “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah.” Siapakah Yesus Kristus? Ia adalah kemuliaan Tuhan. Inilah maksud ayat tersebut. Yesus adalah “gambar wujud” Allah (ayat 3). Ia adalah perwujudan pribadi akan cahaya kemuliaan Allah. Oleh karena itu, Yohanes 1:14 mengatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa…”
“Cahaya kemuliaan Allah,” frasa ini sangat sederhana. Kata “cahaya” yaitu apaugasma, berarti “terang.” Hal ini memiliki arti “memancarkan terang” atau “memancarkan cahaya”. Sederhananya, Kristus adalah sinar Allah. Sama halnya seperti terang matahari yang tiba di bumi untuk menyinari kita, menghangatkan kita, memberi kita kehidupan dan pertumbuhan, demikian juga di dalam Kristus, kita merasakan kehangatan dan terang dari cahaya kemuliaan Allah yang menyentuh hati setiap manusia. Cahaya matahari memiliki natur yang sama dengan matahari itu sendiri. Ia sama tuanya dengan matahari itu sendiri, dan tidak ada matahari yang tanpa cahaya. Cahaya matahari tidak bisa dipisahkan dari matahari, tetapi ia juga berbeda dengan matahari. Maka, Kristus adalah Allah, tetapi Ia juga berbeda. Ia adalah Allah dan juga perwujudan diri Allah. Ia adalah kemuliaan Tuhan yang menyerukan realitas diri Allah yang sebelumnya hanyalah sebuah bisikan di masa lampau.
Jadi, apakah yang sedang saya bicarakan saat ini? Sang nabi berkata bahwa kemuliaan Tuhan akan dinyatakan. Penulis Surat Ibrani berkata bahwa Sang Anak adalah cahaya kemuliaan Allah. Pesan Natal adalah, bahwa Allah datang ke dalam dunia di dalam seluruh kemuliaan-Nya, maka yang dulunya hanyalah sebuah bisikan, sekarang telah menjadi sebuah seruan. Suatu hari di masa yang akan datang, seperti yang kita baca di dalam Kitab Wahyu, Ia akan datang kembali di dalam kemuliaan-Nya yang menyala, yang Yesus sendiri menyebutnya sebagai “segala kemuliaan”. Ketika Ia kembali di dalam kemuliaan yang akan datang, Alkitab mengatakan bahwa seruan tersebut akan terdengar makin kencang, sehingga setiap suara yang ada di alam semesta ini akan berseru nyaring dan menyanyikan pujian-pujian bagi-Nya.
Lalu apa artinya ini semua bagi kita? Di dalam 2 Korintus 3:18, kita menemukan bahwa “dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” Selubung itu diangkat. Hal-hal yang tadinya misteri, yang menyusahkan dan membingungkan, telah menjadi jelas. Sekarang kita melihat dengan jelas kemuliaan Tuhan, yaitu Kristus. Ketika kita melihat dan memandang-Nya, serta menatap-Nya, maka kita akan benar-benar menjadi seperti Dia.
Setiap orang percaya sejati di dalam Kristus sedang dibawa kepada kedewasaan rohani melalui proses tersebut, yang di mana kita sedang menatap kemuliaan-Nya, dan sedang diubahkan menjadi serupa dengan gambar-Nya.
Allah ingin mengubah diri Anda menjadi serupa dengan gambar-Nya dalam kemuliaan yang makin besar. Sungguh mengejutkan bagi saya untuk memahami bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah kemuliaan Tuhan yang dinyatakan kepada kita. Hal yang paling mengejutkan dari semuanya adalah, memahami bahwa Ia adalah kemuliaan Tuhan yang dinyatakan di dalam diri kita. “Kristus ada di dalam-mu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan.”